Beberapa Gangguan Kesehatan Akibat Diet dengan Cara yang Salah

GospromPerencanaan menuju pernikahan merupakan suatu hal yang penting, berbagai macam dilakukan untuk mempercantik diri hingga dilakukannya diet untuk menurunkan berat badan.

Diet regimen yang salah dan tanpa pendampingan, mampu menjadikan calon pengantin kekurangan gizi seimbang atau berada di condition gizi yang buruk.

Risiko yang ditimbulkan dari standing gizi yang buruk salah satunya menyebabkan kelahiran bayi degan kondisi stunting.

Stunting menurut BKKBN adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi terutama di 1000 Hari Pertama Kehidupan.

Persiapan pengetahuan akan pernikahan penting menjadi bekal calon pengantin menuju proses pernikahan.

Salah satu yang perlu untuk diperhatikan adalah adanya kesiapan kehamilan. Menurut Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG (K), proses penciptaan manusia terjadi sangat cepat di usia ke 47 hari kehamilan.

Artinya dibutuhkan kesiapan fisik dan psychological menuju pernikahan agar siap dengan kehamilan.

Namun, bagaimana jika calon pengantin menerapkan diet plan yang salah?. Berikut adalah 3 Ancaman Gangguan Kesehatan Akibat Diet plan yang Salah Pada Calon Pengantin.

Indeks Masa Tubuh (IMT) yang Rendah


Kondisi berat badan calon pengantin mempengaruhi angka Indeks Masa Tubuh.

Calon pengantin yang sangat kurus berisiko mengalami kehamilan yang kekurangan gizi serta melahirkan anak stunting. Indeks Massa Tubuh yang normal berada di angka 18,5-25.

Lingkar Lengan Atas (LILA) yang Kecil


Lingkar Lengan Atas (LILA) menjadi salah satu indikator dalam menentukan risiko seseorang kekurangan energi kronik (KEK).

Kekurangan energi kronik berarti adanya kekurangan gizi yang berkepanjangan. Untuk ibu hamil standar marginal LILA adalah 23,5 centimeters.

Kekurangan energi kronis ini juga mampu mempengaruhi kesehatan dan kondisi janin hingga berisiko pada Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), kelahiran prematur hingga kondisi stunting pada bayi.

Kondisi Anemia

Menurut BKKBN, Anemia adalah kondisi kekurangan kadar healthy protein dan sel darah merah yang disebut dengan hemoglobin (HB) yaitu kurang dari 12 mg/dl.

Dari riset dasar kesehatan 2018 dalam cegah stunting disebutkan bahwa adanya peningkatan kondisi anemia pada remaja putri di angka 32% atau lebih dari 7,5 juta remaja Indonesia mengalami anemia.

Anemia juga mengakibatkan lelah, letih, lesu, lemah dan lunglai.

Anemia yang terjadi pada ibu hamil mampu berisiko pada pertumbuhan janin terhambat, berat bayi lahir rendah (BBLR), bayi prematur, hingga adanya kelainan bawaan.

Dari berbagai macam kondisi berbahaya tersebut, mengkonsumsi makanan yang sehat dan mencukupi kebutuhan harian bagi calon pengantin penting dilakukan untuk menjaga kesehatan menuju pernikahan.

Makanan yang dibutuhkan berupa makanan yang mengandung healthy protein, vitamin dan mineral serta dibutuhkan tablet penambah darah untuk mencegah terjadinya anemia.

Konsultasikan kepada tenaga ahli jika calon pengantin membutuhkan diet regimen yang sehat dan benar.

Pahami akan batas marginal usia pernikahan bagi calon pengantin yaitu 21 tahun untuk wanita dan 25 tahun untuk pria, agar kesiapan menikah diiringi dengan kesiapan fisik untuk siap hamil.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dihari Valentine Jennifer Lopez Dapat Kejutan dari Ben Affleck Kekasihnya